JAYAPURA (Suara Karya): Kecelakaan udara yang merenggut korban jiwa kembali terjadi di wilayah udara Papua. Kali ini pesawat Pilatus PK-UCE milik Yayasan Jasa Aviasi Indonesia (Yajasi) jatuh di lereng gunung Kabupaten Yalimo. Pilot dan dua penumpangnya tewas.
Beda dengan kasus sebelumnya, dalam kecelakaan yang terjadi Kamis kemarin, lokasi pesawat cepat diketahui dan evakuasi tiga korban tewas bisa segera dilakukan.
Menurut informasi yang diperoleh Suara Karya, kemarin, tiga jenazah pesawat Yajasi, yakni pilot Paul Westlund (kebangsaan Amerika Serikat) dan dua penumpang yang jatuh di lereng gunung Kabupaten Yalimo itu telah diterbangkan ke Kota Jayapura.
Kapolres Jayawijaya AKBP I Gede Sumerta, ketika di konfirmasi wartawan, Kamis, mengatakan, setelah menemukan lokasi jatuhnya pesawat Yajasi, pihak kepolisian yang dibantu warga sekitar langsung mengevakuasi para korban tersebut.
Selanjutnya, pilot dan dua penumpang yang tewas itu langsung diterbangkan dengan pesawat Associated Mission Aviation (AMA) dari lokasi jatuhnya pesawat menuju Jayapura dan tiba di Bandara Sentani sore sekitar pukul 17.30 WIT. Ketiga korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Yowari Sentani.
"Pilot dan dua penumpang tewas, mereka langsung diterbangkan dengan pesawat AMA dari lokasi menuju Jayapura," kata Kapolres Jayawijaya.
Menurut dia, kemungkinan pesawat tersebut jatuh akibat cuaca buruk yang kerap kali terjadi di daerah pegunungan Papua.
Sebelum ditemukan jatuh, pesawat sempat hilang kontak dengan menara Bandara Wamena, pukul 13.13 WIT. Pesawat ini berangkat dari Pagai dengan tujuan Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
"Jatuhnya pesawat Yajasi kemungkinan karena cuaca buruk yang kerap kali berubah-ubah dalam hitungan menit," ujarnya.
Sampai berita ini diturunkan semalam, belum ada keterangan resmi mengenai nama dua orang penumpang yang tewas bersama pilot itu.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Kombes Pol Wahcahyono baru dapat menyebutkan, pesawat Yajasi tersebut dengan pilot Paul Westlund berasal dari Amerika Serikat dengan dua orang penumpang sipil beserta barang berupa hasil bumi.
Sebelumnya, pesawat Grand Caravan C 208 B dengan nomor penerbangan PK VVE milik maskapai Susi Air jatuh di Kabupaten Yakuhim pada 9 September 2011 yang mengakibatkan dua awak pesawat tewas.
Pesawat yang berangkat dari Wamena dengan tujuan Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, itu tidak membawa penumpang, hanya pilot Dave Coots (kebangsaan Australia), dan kopilot Thomas Munk (Slovakia).
Beda dengan evakuasi awak pesawat Pilatus kemarin, maka evakuasi awak pesawat Susi Air baru bisa dilakukan beberapa hari kemudian, tepatnya 14 September 2011, akibat cuaca buruk dan sulitnya medan tempat pesawat jatuh.
Evakuasi jenazah Dave Cootes dan Thomas Munk dilakukan pada pukul 07.00 WIT dengan menggunakan tiga buah helikopter.
"Tim evakuasi menggunakan helikopter milik penerbangan Susi Air, dibantu helikopter TNI-AD dan Airfas milik PT Freeport. Evakuasi dilakukan di Distrik Saminage, Kabupaten Yahukimo," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Wachyono kepada wartawan di Jayapura, Rabu.
Saat ditemukan, kondisi pesawat hancur, sementara jenazah pilot David Cootes asal Australia ditemukan di dalam kokpit pesawat. Sedangkan jenazah kopilot Thomas Munk ditemukan tergantung di atas pohon.
Tidak hanya pesawat berukuran kecil, tetapi pesawat berukuran sedang yang mengangkut puluhan penumpang juga pernah jatuh di Papua. Kisah tragis ini menimpa pesawat baling-baling MA-60 milik maskapai Merparti Airlines di Teluk Kaimana, Papua, 7 Mei 2011. Pesawat yang melayani rute Sorong-Kaimana ini jatuh menewaskan 27 penumpangnya, termasuk pilot dan kopilotnya. (Antara/Dwi Putro AA)
Pesawat Jatuh di Papua, Penumpang dan Pilot Tewas
Reviewed by ___ HANIF SRAGEN ___
on
09.37
Rating: 5